Oleh : Dr Rochajat Harun Med. | 04-Jun-2008, 20:06:00 WIB
KabarIndonesia - Sejak jaman dahulu, Tuhan telah memerintahkan manusia untuk berpuasa. Hampir setiap agama bahkan aliran kepercayaan pun melaksanakan perintah ini, walaupun dengan cara dan tujuan yang berbeda, baik waktu, frekuensi maupun tujuannya.
Bagi umat yang beragama, tentunya puasa itu merupakan kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar sebagai insan yang taat dan patuh karena perintah agama. Namun ada pula bagi kelompokan masyarakat ataupun individu, dimana puasa itu mempunyai tujuan tertentu antara lain demi terkabulnya suatu maksud, cita-cita maupun harapan tertentu. Misalnya karena persyaratan untuk memiliki kekuatan pisik, bathin, percepatan dikabulkan cita-citanya. Atau karena persyaratan yang bersifat magis, mistis, maupun supernatural untuk memmperoleh kekuatan gaib.
Pada tulisan ini akan dikemukakan beberapa manfaat puasa ditinjau dari aspek akademis kedokteran, berdasarkan data-data empiris, untuk menjawab pertanyaan: sampai sejauh mana pengaruh puasa bagi kesehatan tubuh kita?. Puasa merupakan kegiatan guna melatih daya tahan tubuh terhadap stress, khususnya stress terhadap kekuarangan makanan. Disamping itu, juga mencegah badan menjadi gemuk dengan segala konsekuensinya. Untuk yang terlanjur kegemukan, berpuasa dapat menurunkan berat badan dan mengendalikan akibat kelebihan gizi, seperti kencing manis, penyakit jantung koroner, batu ginjal dan lain-lain.
Selagi berpuasa, kita membatasi makan dan minum hingga muncul rasa lapar dan dahaga yang cukup lama. Perubahan jadwal makan tersebut pada dasarnya adalah stress fisik (lantaran perut kosong), yang disusul oleh stress mental berupa pusing, lesu, mudah marah dsb. Bila terbiasa ditempa stress macam ini, tubuh tak akan kaget tatkala mengalami ujian yang lebih berat di kemudian hari.
Perubahan makan sendiri memiliki nilai stress 15, jauh dibawah nilai stress yang ditimbulkan oleh perubahan tanggung jawab dalam pekerjaan dan kecelakaan atau sakit, yang masing-masing mempunyai nilai 29 dan 53.
Menurut Dr Kunkun K. Wiramihardja Ms (Fakultas Kedokteran UNPAD), puasa itu menyehatkan tubuh seseorang. Dengan berpuasa, maka zat-zat kotoran serta cadangan yang berlebihan yang bersifat toksik atau racun, mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk dibuang. Melalui kegiatan puasa, seseorang makan secara teratur, sehingga dapat menurunkan kolesterol, lemak, triglisirida, asam urat dll., yang pada akhirnya dapat terhindar dari berbagai macam penyakit, antara lain penyakit jantung.
Dr Theodor B. Van Itallie, ahli gizi dan penasehat pada Direktorat Jenderal Kesehatan AS, dalam buku ”Kedokteran Dalam Islam” karya Ahmadie Thaha (Bina Ilmu Surabaya), mengungkapkan hikmah puasa bulan Romadhon: Pada puasa hari pertama, seseorang akan merasa agak lemah. Ini karena tubuh memperkecil jumlah pemakaian bahan bakar, tapi juga protein yang terdapat pada otot organ vital seperti limpa dan ginjal. Pada hari-hari selanjutnya barulah tubuh orang yang erpuasa mulai bekerja efisien. Pada hari ketiga misalnya otak –organ yang paling banyak membutuhkan enerji- mulai bisa memanfaatkan katone yaitu sisa-sisa pembakaran lemak. Setelah otak menggunakan katone, orang yang berpuasa mulai merasa terasing atau kadang merasa gembira.
Beberapa dokter di RS Al-Islam Bandung juga sependapat, bahwa berpuasa dapat menghilangkan lemak yang bergumpal-gumpal, yang merupakan beban berat bagi tubuh dan sumber penyakit. Dengan puasa, maka sel-sel tubuh berpeluang lebih banyak untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, khususnya usus, hati, dan usus besar.
Selama berpuasa, adakalanya kita dianjurkan untuk beri’tikaf atau berdiam diri, merenungi diri, seraya berzikir ke hadirat Allah, Tuhan Semesta Alam. Melalui zikir yang terus menerus, seseorang bisa mencapai apa yang disebut Carl G. Jung (psikolog) sebagai arketip ketidak sadaran yang paling dalam, dimana seseorang mampu melakukan transformasi jiwa kearah perkembangan spiritual yang matang. Efek terhadap kesehatan adalah jiwanya akan tenang.
Selama berpuasa, tubuh kita tidak tidak mendapat asupan makanan selama 12-18 jam. Kadar gula darah akan menjadi lebih rendah dari biasa. Gula ini merupakan zat tenaga yang akan kembali kita peroleh setelha berbuka puasa. Maka sewaktu kita berbuka puasa apabila kita langsung makan, tidak mustahil perut akan ”terkejut” yang akhirnya bisa ”kamarekaan”.
Untuk menghindari hal yang demikian maka pada waktu buka puasa dianjurkan supaya makan secara berangsur.Berbuka dengan sedikit makanan yang manis-manis seperti kolak, cendol, korma dll. Dengan mengkonsumsi makanan seperti ini, kadar gula darah akan berangsur-angsur normal. Sesudah beberapa menit kemudian barulah makan.
Didalam buku laporan penelitian ”Dietry Restriction” di Inggris, telah dilakukan penelitian sejak tahun 1930 mengenai side efect puasa. Kesimpulannya antara lain:
- Umur lebih panjang;
- Lincah;
- Tahan terhadap penyakit kangker; dan
- Daya tahan tubuh (immunitas) lebih tinggi.
http://hasanwirayuda58.blogspot.com/2011/07/puasa-itu-sehat.html
No comments:
Post a Comment