--> DOCUMENT MASNET QUR'AN

Wisata Sejarah Jejak-Jejak Hikayat Islam di Indonesia



Majalah Travel Club

Pada 30 Hijriah atau 651 Masehi, berselang sekitar 20 tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Khalifah Utsman bin Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri.

Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu, para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri kaya ini sembari berdakwah.

Kemudian, Islam menjadi agama terbesar dan mayoritas di Nusantara. Dalam perkembangannya, Islam di Indonesia dikaitkan dengan budaya lokal yang sudah membumi di masyarakat setempat. Terutama penyebaran di Pulau Jawa dan Bali oleh para wali yang dikenal dengan sebutan Sunan atau Wali Songo (Sembilan Wali).

Ketika dakwah menyebarkan Islam, tidak jarang para wali masuk melalui kebudayaan masyarakat, sehingga banyak peninggalan yang ada merupakan perpaduan kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. Bukti historis dan arkeologis hasil perpaduan ini menjadi sangat unik dan pantas menjadi destinasi wisata tentang sejarah islam, yang belakangan ini banyak orang menyebutnya sebagai wisata religi.

Wisata religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah, makam ulama atau situs-situs kuno yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya mitos dan legenda mengenai tempat tersebut, ataupun keunikan dan keunggulan arsitektur bangunannya.

Potensi wisata religi di Indonesia sangatlah besar, dikarenakan sejak dulu Indonesia dikenal sebagai negara religius. Banyak bangunan atau tempat bersejarah yang memiliki arti khusus bagi umat beragama. Selain itu, besarnya jumlah penduduk Indonesia, dimana hampir semuanya adalah umat beragama, merupakan sebuah potensi tersendiri bagi berkembangnya wisata religi.

Melihat potensi ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah menandatangi kesepakatan kerja sama bersama organisasi Islam Nahdatul Ulama (30/06/11) untuk mengembangkan wisata ziarah/religi dalam pengelolaan dan pelestarian tempat bersejarah Islam.

Pada momen yang tepat seperti bulan Ramadhan (puasa) dan pengisi libur lebaran, tampaknya berziarah atau berwisata religi menjadi agenda wajib. Di samping bisa belajar sejarah Islam, kegiatan wisata seperti ini juga tentunya dapat meningkatkan keimanan umat.

Untuk itu Travel Club menghadirkan beberapa destinasi yang obyeknya berupa bukti arkeologis peninggalan Islam pada masa lampau. Diantaranya Masjid Merah di Cirebon yang melontarkan ingatan kita kepada perjuangan Sunan Gunung Jati. Dan siapa sangka di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu ternyata meninggalkan jejak-jejak sejarah Islam yang kini untuk mengunjunginya telah dikemas dalam paket wisata.

Selain bukti arkeologis, kami menampilkan pula bukti historis Islam yang sudah terangkum dalam sebuah destinasi dengan arsitektur modern seperti di Semarang. Museum sejarah perjuangan Islam di Jawa Tengah terdapat pada salah satu lantai di Menara Masjid Agung Semarang, serta koleksi Al Quran yang ada di Museum Negeri Sulawesi Tengah.

Kemudian Travel Club juga menemukan beberapa kejayaan Islam pada sebuah pulau kecil di wilayah Kepulauan Riau. Masjid Sultan Riau dan makam Raja-Raja Islam Riau serta Balai Adat Melayu menjadi sebuah obyek wisata menarik yang harus dilirik. Selain itu, sejarah Islam juga berbicara lewat kehidupan sebuah desa di Gorontalo dan telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai kawasan sejarah dan wisata religi yang bernilai tinggi.

Dan tentunya masih ada beberapa lagi lainnya, yang akan menjadi panduan Anda berwisata sambil mempelajari Sejarah dan budaya Islam di Indonesia. Selamat berwisata, selamat menunaikan ibadah puasa, dan selamat hari raya Idul Fitri 1432 H.

No comments:

Post a Comment