--> DOCUMENT MASNET QUR'AN

MASA LALU YANG INDAH

oleh Hasan Wirayuda pada 31 Januari 2011 jam 15:52

Tak kan pernah cukup rasa syukur ini

karena bersamamu adalah sebuah keajaiban yang menjelma.

atas saat itu, enam tahun yang lalu.

Ketika cinta mengantar dua hati mengucap janji di hadapan Tuhan,

ketika aku percaya bahwa kau-lah yang Dia pilihkan untukku

Ketika cinta membungkus segala perbedaan kita dalam pelukan hangat kemesraan

Ketika cinta menguatkan genggaman kita untuk melewati kerikil-kerikil kehidupan

Ketika cinta menghadirkan ribuan malam yang indah dalam dekapan

Ketika cinta menghadirkan wajah manis malaikat kecil kita.

yang pertama yang cantik nan jelita

walau ku tak mampu merangkai kata.

Jemariku beku,merasa kecil dan tak mampu.

Menguntai kata seperti mantra puisi,yang menyejukkan kalbu.

Maka kukutipkan puisi ini untuk cinta

walau sekarang terasa hampa

namun aku pernah merasakan indahnya dunia

yang membuat lupa dan terlena

""" akankah matahari terbit kemudian.



seribu kenangan masih tersimpan



rona senja yang menyejukkan



indah rupawan selalu menawan""




AURAT WANITA dan cadar menurut AS SYAFI'IYAH
Hari ini begitu banyak umat Islam yang mengaku bermadzhab syafi’iyah. Namun, sedikit saja di antara mereka yang benar-benar memahami dan mengamalkan pendapat-pendapat madzhab syafi’iyah itu sendiri.

Cadar
Salah satunya adalah pendapat madzhab syafi’i tentang batasan aurat perempuan dan kaitannya dengan penggunaan niqab (cadar). Bahkan, masyarakat Indonesia yang sebagian besarnya adalah penganut madzhab syafi’i justru kerap kali antipati terhadap wanita yang mengenakan cadar. Bahkan mengidentikan cadar dengan teroris. Na’udzubillah.
Untuk mendapatkan penjelasan yang lengkap, kami akan memaparkan pendapat para ‘ulama madzhab syafi’i tentang aurat wanita dan syari’at niqab (cadar).
Imam Asy Syafi’i rahimahullah menyatakan dalam Al Umm (1/109) pendapat beliau,
وكل المرأة عورة إلا كفيها ووجهها
Dan setiap wanita adalah aurat kecuali telapak tangan dan wajahnya.
Ibnul Mundzir menyandarkan pendapat ini kepada Imam Asy Syafi’i dalam Al Awsath (5/70), beliau katakan dalam kitab yang sama (5/75),
على المرأة أن تخمر في الصلاة جميع بدنها سوى وجهها وكفيها
Wajib bagi wanita menutup seluruh badannya dalam shalat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa yang dimaksud Imam Asy Syafi’i dalam Al Umm adalah aurat wanita dalam shalat.
Imam An Nawawi rahimahullah dalam Al Majmu’ (3/169) mengatakan,
ان المشهور من مذهبنا أن عورة الرجل ما بين سرته وركبته وكذلك الامة وعورة الحرة جميع بدنها الا الوجه والكفين وبهذا كله قال مالك وطائفة وهي رواية عن احمد
Pendapat yang masyhur di madzhab kami (syafi’iyah) bahwa aurat pria adalah antara pusar hingga lutut, begitu pula budak wanita. Sedangkan aurat wanita merdeka adalah seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Demikian pula pendapat yang dianut oleh Imam Malik dan sekelompok ulama serta menjadi salah satu pendapat Imam Ahmad.”
Berkata Syaikh Sulayman Al Jamal tentang pernyataan Imam An Nawawi di atas:
غير وجه وكفين : وهذه عورتها في الصلاة . وأما عورتها عند النساء المسلمات مطلقًا وعند الرجال المحارم ، فما بين السرة والركبة . وأما عند الرجال الأجانب فجميع البدن
“(maksud perkataan An Nawawi bahwa aurat wanita adalah) selain wajah dan telapak tangan, ini adalah aurat di dalam shalat. Adapun aurat wanita muslimah secara mutlak di hadapan lelaki yang masih mahram adalah antara pusar hingga paha. Sedangkan di hadapan lelaki yang bukan mahram adalah seluruh badan.(Hasyiatul Jamal ‘Ala Syarh Al Minhaj, 411)
Syaikh Asy Syarwani berkata:
إن لها ثلاث عورات : عورة في الصلاة ، وهو ما تقدم ـ أي كل بدنها ما سوى الوجه والكفين . وعورة بالنسبة لنظر الأجانب إليها : جميع بدنها حتى الوجه والكفين على المعتمد وعورة في الخلوة وعند المحارم : كعورة الرجل »اهـ ـ أي ما بين السرة والركبة ـ
Wanita memiliki tiga jenis aurat: (1) aurat dalam shalat -sebagaimana telah dijelaskan- yaitu seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan, (2) aurat terhadap pandangan lelaki ajnabi, yaitu seluruh tubuh termasuk wajah dan telapak tangan, menurut pendapat yang mu’tamad, (3) aurat ketika berdua bersama yang mahram, sama seperti laki-laki, yaitu antara pusar dan paha.” (Hasyiah Asy Syarwani ‘Ala Tuhfatul Muhtaaj, 2/112)

Syaikh Muhammad bin Qaasim Al Ghazzi, penulis Fathul Qaarib, berkata:
وجميع بدن المرأة الحرة عورة إلا وجهها وكفيها ، وهذه عورتها في الصلاة ، أما خارج الصلاة فعورتها جميع بدنها
Seluruh badan wanita selain wajah dan telapak tangan adalah aurat. Ini aurat di dalam shalat. Adapun di luar shalat, aurat wanita adalah seluruh badan” (Fathul Qaarib, 19)

Ibn Qaasim Al Abadi berkata:
فيجب ما ستر من الأنثى ولو رقيقة ما عدا الوجه والكفين . ووجوب سترهما في الحياة ليس لكونهما عورة ، بل لخوف الفتنة غالبًا
Wajib bagi wanita menutup seluruh tubuh selain wajah telapak tangan, walaupun penutupnya tipis. Dan wajib pula menutup wajah dan telapak tangan, bukan karena keduanya adalah aurat, namun karena secara umum keduanya cenderung menimbulkan fitnah(Hasyiah Ibnu Qaasim ‘Ala Tuhfatul Muhtaaj, 3/115)
Syaikh Taqiyuddin Al Hushni, penulis Kifaayatul Akhyaar, berkata:
ويُكره أن يصلي في ثوب فيه صورة وتمثيل ، والمرأة متنقّبة إلا أن تكون في مسجد وهناك أجانب لا يحترزون عن النظر ، فإن خيف من النظر إليها ما يجر إلى الفساد حرم عليها رفع النقاب
Makruh hukumnya shalat dengan memakai pakaian yang bergambar atau lukisan. Makruh pula wanita memakai niqab (cadar) ketika shalat. Kecuali jika di masjid yang kondisinya sulit terjaga dari pandnagan lelaki ajnabi. Jika wanita khawatir dipandang oleh lelaki ajnabi sehingga menimbulkan kerusakan, haram hukumnya melepaskan niqab.” (Kifaayatul Akhyaar, 181)

Muslimah
Berkata Syaikh Salim ibn Sumair Al Hadhrami Asy Syafi’i dalam Safinatun Najah hal 11:
وعورة الحرة في الصلاة جميع بدنها ما سوى الوجه والكفين وعورة الحرة والأمة عند الأجانب جميع البدن
Dan aurat perempuan merdeka ketika shalat, yaitu seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan. Adapun aurat perempuan merdeka dan budak terhadap laki-laki ajnabi (non mahram), yaitu seluruh badan.”
Berkata Syaikh Muhammad Nawawi ibn ‘Umar Al Bantani Al Jawi dalam Kasyifatus Saja Fii Syarh Safinatun Najah :
حتى الوجه والكفين ولو عند أمن الفتنة فيحرم عليهم أن ينظروا إلى شيء من بدنهما ولو قلامة ظفر منفصلة منهما
“(yang dimaksud seluruh badan) adalah termasuk wajah dan kedua telapak tangan walaupun dalam keadaan aman dari fitnah. Dan haram bagi laki-laki ajnabi melihat sesuatu dari badan perempuan (baik perempuan merdeka atupun budak) walau sekedar hiasan kukunya saja.”
Begitu kuat pendapat para ‘ulama syafi’i tentang wajibnya menutup seluruh tubuh bagi wanita di depan ajnabi, termasuk wajah dan telapak tangan. Artinya, madzhab syafi’i secara umum mewajibkan penggunaan cadar bagi wanita untuk melindungi dirinya dari pandangan orang-orang ajnabi (non mahram).
Walaupun ada beberapa ‘ulama syafi’i yang tidak mewajibkan cadar, namun fatwa para ‘ulama di atas sudah cukup mewakili bahwa mengenakan cadar bagai wanita merupakan bagian dari syari’at yang diakui madzhab syafi’i.
Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment